Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menguasi konsep dasar supervisi kinerja konselor (guru BK) dan mengembangkan sikap positif terhadap supervisi Bimbingan dan Konseling. 4. Deskripsi Isi Pokok-pokok bahasan mata kuliah ini meliputi: 1. Konsep dasar Supervisi BK 2. Metodologi supervise BK 3. Pendekatan-pendekatan 4. Relasi supervisor dan supervisee 5.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Untuk menjaga kualitas proses pendidikan agar tercapai lulusan yang bermutu, sekolah perlu melakukan evaluasi dan supervisi terhadap segala jalannya proses pendidikan. Adapun yang menjadi objek dari pendidikan adalah siswa, dimana peningkatan mutu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam peningkatan tersebut perlu melibatkan banyak pihak, baik personil sekolah maupun yang berada diluar sekolah, namun disini dalam pengembangan kemampuan siswa, tidak terlepas dari peran konselor atau guru Bimbingan dan Konseling di Bimbingan Konseling BK sebagai konselor disekolah masih mengalami kendala dan masalah yang beragam sehingga tidak banyak sekolah yang mampu menjalankan layanan BK dengan baik. Alasan umum yang terjadi adalah adanya keterbatasan kemampuan dan keterampilan konseling, penggunaan keterampilan konseling disesuaikan dengan kebutuhan serta keterbatasan waktu. Alasan-alasan ini menunjukan bahwa penggunaan keterampilan konseling tampaknya masih dianggap banyak memakan waktu. Hal ini karena keterbatasan kemampuan konselor dalam menggunakan keterampilan konseling, sehingga guru bimbingan konseling cenderung menggunakan pola lama yang sudah biasa dilakukan, akibatnya perkembangan keterampilan konseling terabaikan dan tidak ter update lagi. Fungsi Keterampilan dalam konseling adalah untuk merefleksikan informasi dan sikap yang dimiliki oleh konseli. Keterampilan konseling mencakup keterampilan attending, mendengarkan, empati, bertanya, pemusatan, klarifikasi, membuka diri, memberi dukungan dan pengukuhan, memberi dorongan, pemecahan masalah, dan menutup percakapan. Willis; 2007. Untuk itu, perlu adanya peningkatan keterampilan guru bimbingan dan konseling atau konselor dan peningkatan profesionalisme guru BK, karenanya dibutuhkan evaluasi dan supervisi bimbingan dan konseling. Evaluasi adalah memberikan penilainan berdasarkan kriteria tertentu. Sedangkan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah upaya untuk menentukan keberhasilan dan kualitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi. Sebab, setelah pelaksanaan evaluasi, apabila ada program yang tidak terlaksana atau terlaksana tetapi hasilnya kurang maksimal, maka dibutuhkan perencaaan tentang langkah-langkah perbaikan. Sedangkan apabila program yang sudah ditetapkan sudah terlaksana dan berhasil maka perlu adanya pengembangan. Sehingga dengan dilaksanakannya evaluasi program BK sangat membantu untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah bimbingan konseling dilakukan sebagai upaya untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan konselor secara berkesinambungan baik secara individual maupun kelompok yang tujuannya agar lebih memahami dan lebih dapat bertindak secara efektif dalam melaksanakan layanan bimbingan konseling, sehingga Guru BK mampu mendorong pertumbuhan setiap siswa secara berkesinambungan agar siswa dapat mengoptimalkan perkembangan yang diharapkan dari pelaksanaan Evaluasi dan Supervisi Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah adalah untuk mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program bimbingan konseling yang telah ditetapkan, selain itu juga untuk meningkatkan kesadaran dan identitas, mendorong perkembangan pribadi dan profesional guru BK. Dalam keseluruhan kegiatan, layanan bimbingan dan konseling, evaluasi dan supervisi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan konseling yang telah dilaksanakan. Dengan adanya evaluasi dan supervisi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan dan supervisi terhadap guru BK bisa dilaksanakan melalui beberapa cara, diantaranya Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah, sasaran Kinerja Guru SKP. Penilaian Kinerja Guru PKG, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB, akreditasi sekolah dan Sistem menejemen Mutu SMM ISO. Dalam pelaksanaan evaluasi dan supervisi Bimbingan Konseling baik secara individu maupun kelompok dilakukan oleh kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Maka dari itu kepala sekolah dan pengawas harus menguasai berbagai prinsip, metode, dan teknik supervisi, sehingga dapat menentukan strategi, pendekatan, atau model supevisi yang cocok untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau itu evaluasi dan supervisi bisa dilakukan melalui program Sasaran Kinerja Pegawai SKP bagi Pegawai Negeri Sipil yang merupakan sistem menejemen kinerja PNS. Menurut ketentuan Pelaksananan Peraturan Pemerintah Nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai. Dengan adanya penilaian target kerja yang telah di tetapkan guru BK pada SKP, maka guru BK harus merealisasikan target yang sudah ditetapkan dan secara tidak langsung dengan adanya SKP diharapkan bisa meningkatkan ketrampilan dan keprofesionalitasan guru Penilaian Kinerja Guru PKG yang dilakukan terhadap guru BK, dapat menunjukkan kegiatan guru BK sehari-hari dalam melakukan layanan terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan dapat memeberikan kontribusi secara langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus dapat mendorong peningkatan ketrampilan dan keprofesionalisan guru BK. 1 2 Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Pendekatanyang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah pendekatan kolaboratif yaitu melalui supervisi kunjungan kegiatan BK di sekolah oleh pengawas.Dalam supervisi tersebut dilakukan dengan pendekatan tukar menukar pengalaman atau Tumpengan melaksanakan bimbingan kelompok.Teknik yang digunakan teknik supervisi kelompok guru BK setiap sekolah yang dikunjungi.
Gek`s-Gek`s Ihk Lr`ekths` ^uperv`s` Md I`tuf`s semhjh` mhchk _ersekths` ahth duf`hc Evhfuhs` ihk ^uperv`s` MD Ilsek _ekjhapu Ahf`d`, I`susuk lfec7 _]LI MAMKJHK IHK DLK^EKJ ^FHABHDUFYH^ IHDZHC IHK FAU DLAUKDH^UKRE]^YH^ ^FHA KEJE] AHYH]HA=?=8 rbhk ]haiclk`83?>?>??8Pek` Bhtah83?>?>??9 DHYH _EKJHKYH] Hsshfhauโhfh`dua Zhrhcahtuffhc` Zhmhrhdhtuc_ug` syudur d`th phkghtdhk dechi`rhk Hffhc ^ZY yhkj tefhc aeamer`dhk d`th dek`dahthkyhkj t`ihd m`sh d`th c`tukj ihk d`th t`ihd m`sh iusthdhk. ^emhjh`ahkh b`rahk Hffhc i` ihfhasurhc Hr- ]hcahk yhkj hrt`kyh โ K`daht Yuchk yhkj ahkh yhkj dhau iusthdhk8 dhf` ihr` 3 hyht, yhkj ahkh dhf`aht tertektu aekukguddhk pekjuhthjhr d`th aeyhd`k`kyh. I`hkthrh k`daht yhkj i`mer`dhk hihfhc k`daht `ahk yhkj ahs`c hihihfha qlfmu d`th ihk semhjh` t`det uktud d`th ahsud de ihfha surjh khkt`.^chfhwht serth shfha semhjh` uahtkyh sefhfu d`th chturdhk dephih gukgukjhk Khm`Auchaahi ^HZ iekjhk aekjchrhpdhk syhbhht ihr` mef`hu i` chr` perc`tukjhk hahf `mhihc d`thi` phihkj ahcsyhr khkt`.Dha` aekjunhpdhk ter`ah dhs`c dephih ilsek pekjhapu dhrekh tefhc aeapernhyh` dha`aekyusuk ahdhfhc `k` iekjhk guiuf โGEK^-GEK^ IHK L]EKYH^ ^U_E]R^MDโ. Khauk dlirht dha` yhkj feahc phst` aea`f`d` dedurhkjhk ihfha ahdhfhc yhkj dha` tuf`s`k` sec`kjjh dha` aeamutucdhk dlreds` ihk shrhk hjhr `fau dha` gujh aekjunhpdhk ter`ahdhs`c dephih teahk-teahk dhrekh hthss iudukjhk ihk seahkjht mefhghr dhf`hk sec`kjjh dha`aerhsh teralt`vhs` uktud aekyefesh`dhk ahdhfhc `k` hjhr d`th ihpht meri`sdus` mershah-shahuktud aekihphtdhk `fau ihk aekjhahfdhkkyh iea` deahguhk ahdhfhc `k` ihpht merahkbhht uktud d`th Zhrhcahtuffhc ZhmhrhdhtucAhthrha, Ahret =?=8 ~ = ~ IHBYH] ^ DHYH _EKJHKYH] ...................................................................................IHBYH] ^..................................................................................................MHM _EKIHCUFUHK.............................................................................. H. Fhthr Mefhdhkj......................................................................................M. ]uaushk Ahshfhc.................................................................................. MHM _EAMHCH^HK............................................................................... H. Gek`s-Gek`s ^uperv`s` MD..........................................................................M. Lr`ekths` ^uperv`s` MD............................................................................ MHM DE^A_UFHK................................................................................IHBYH] _U^YHDH.................................................................................... ~ > ~
Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karier. Pilihan, orientasi dan informasi sekolah sesuai dengan arah pengembangan karier.
Bahan ajar ini merupakan bagian dari pembahasan Supervisi dan Administrasi Pendidikan. Pembahasan dalam bahan ajar ini befokus pada bab Orientasi Perilaku Supervisi Berdsarkan Konsep SuperVision as Developmental Glickman, Gordon, dan Ross-Gordon, 2014. Dalam bahan ajar ini juga dibahas mengenai Perilaku Direktif Terkontrol, Direktif Informasional, Kolaboratif, dan Non Direktif. Mahasiswa diberikan materi poin poin utama untuk memungkinkan mereka bereksplorasi melalui referensi dan berdiskusi serta menjalankan tugas terstruktur dan tugas mandiri untuk memahami lebih jelas mengenai teori dan praktik supervisi pendidikan. Diharapakan bahan ajar ini bisa menstimulasi mahasiswa untuk melakukan eksplorasi pengetahuan mengenai supervisi Pendidikan dan menghasilkan kajian kajian relevansinya dalam pembelajaran di kelas. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free UNIVERSITAS ISLAM BALITARThe Entrepreneurial UniversityBAHAN AJARSemester Genap 2022DosenDr. Supriyono, i Kata Pengantar Bahan ajar ini merupakan bagian dari pembahasan Supervisi dan Administrasi Pendidikan. Pembahasan dalam bahan ajar ini befokus pada bab Orientasi Perilaku Supervisi Berdsarkan Konsep SuperVision as Developmental Glickman, Gordon, dan Ross-Gordon, 2014. Dalam bahan ajar ini juga dibahas mengenai Perilaku Direktif Terkontrol, Direktif Informasional, Kolaboratif, dan Non Direktif. Mahasiswa diberikan materi poin poin utama untuk memungkinkan mereka bereksplorasi melalui referensi dan berdiskusi serta menjalankan tugas terstruktur dan tugas mandiri untuk memahami lebih jelas mengenai teori dan praktik supervisi pendidikan. Diharapakan bahan ajar ini bisa menstimulasi mahasiswa untuk melakukan eksplorasi pengetahuan mengenai supervisi Pendidikan dan menghasilkan kajian kajian relevansinya dalam pembelajaran di kelas. Blitar, 6 Mei 2022 Dosen Dr. Supriyono, Kata Pengantarโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. Daftar Isiโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. Tujuan Pembelajaranโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ... Permasalahan Lingkungan dan Budaya Sekolahโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.โฆโฆโฆโฆ Pengembangan Guru dan Pribadi Dewasa di Sekolahโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.,โฆ. Teori Pentahapan Guru dan Pribadi Dewasaโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ Proposisi Supervisiโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ...โฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ. Orientasi Perilaku Supervisi Direktif Terkontrolโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ Orientasi Perilaku Supervisi Direktif Informasionalโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. Orientasi Perilaku Supervisi Kolaboratifโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ. Orientasi Perilaku Supervisi Non Difrektifโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆโฆ.. ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ฎ๎ธ๎ฏ๎ฌ๎ค๎ซ๎๎น๎ฌ ๎ต๎ท๎ธ๎ค๎ฏ๎ ๎ณ๎ค๎ง๎ค ๎ ๎ฐ๎ค ๎ถ๎ค๎๎ฒ๎ธ๎ท๎ฅ ๎ต ๎จ๎ค๎ฎ ๎ ๎ฆ๎ฒ๎น๎ฌ๎ง๎๎๎๎ง๎๎๎๎ซ๎๎ถ๎ธ๎ณ๎ต๎ฌ๎ผ๎ฒ๎ฑ๎ฒ๎ ๎ฐ๎๎จ๎๎ฅ๎จ๎ต๎ถ๎ค๎ฐ๎ค ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ๎๎
ฝ๎๎๎
ฏ๎๎๎๎๎
ฏ๎
ฝ๎๎
ต๎๎
ถ๎๎๎
ฏ๎๎๎๎๎
ฝ๎๎๎
๎๎ต๎๎๎๎ณ๎
๎๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎๎๎ต๎๎๎๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ๎พ๎๎๎๎๎๎๎
๎
๎๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎ผ๎
ฝ๎
ฏ๎๎๎
ฝ๎๎๎๎จ๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ๎ฏ๎
ถ๎จ๎
ฝ๎๎
ต๎๎๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ๎๎๎
ถ ๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ๎ค๎๎๎
ฌ๎
ฝ๎
ถ๎๎๎
ฝ๎
ฏ๎ญ๎ ๎๎๎
ต๎๎ต ๎
ต๎๎
ต๎๎
๎๎
ต๎
๎๎๎
๎
ถ๎๎
๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎๎
ถ๎๎๎
ฌ๎๎๎๎
ถ๎๎๎
ถ๎
๎๎
ต๎๎๎
ถ๎
๎๎
ถ ๎๎๎๎๎
ฌ๎๎
ต๎
๎
ต๎๎
๎
ถ๎๎
ถ ๎๎๎
ถ ๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎๎๎
ถ๎๎
๎๎
๎
ฌ๎๎
ถ๎ฎ๎๎๎๎๎
ต๎๎ต ๎
ต๎๎
ถ๎
๎
๎๎๎
ถ๎๎ฎ๎
ฌ๎๎๎
๎ผ๎๎๎๎
ฌ๎๎๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต ๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎๎๎
ต๎๎๎
ฏ๎๎
ฉ๎๎๎๎
ถ๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ ๎
๎
ถ๎จ๎
ฝ๎๎
ต๎๎ฒ๎๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ ๎๎๎
ถ ๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ ๎๎๎๎
ฌ๎
ฝ๎
ถ๎๎๎
ฝ๎
ฏ๎๎๎๎๎ ๎
ต๎๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎
ฌ๎๎
ถ๎๎
ถ๎๎
ฏ๎
๎๎
๎ ๎๎๎๎
ฌ๎๎
๎๎จ๎
ถ๎๎ต๎
ฌ ๎๎
๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎
๎
ฌ๎๎
ถ๎ฏ๎๎๎๎๎
ต๎๎ต ๎
ต๎๎
ถ๎
๎๎๎
ถ๎๎ฎ๎
ฌ๎๎๎
๎ผ๎๎๎๎
ฌ ๎๎๎๎
๎๎๎
ฌ ๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎๎๎
ต๎ฒ๎๎๎
ฏ๎๎
ฉ๎๎๎๎
ถ๎ผ๎
ฝ๎
ฏ๎๎๎
ฝ๎๎๎๎จ ๎๎๎๎๎ ๎
ต๎๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎
ฌ๎๎
ถ๎๎
ถ๎๎
ฏ๎
๎๎
๎ ๎๎๎๎
ฌ๎๎
๎ ๎ต๎
ถ๎๎ต๎
ฌ๎๎
๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎
๎
ฌ๎๎
ถ๎ฐ๎๎๎๎๎
ต๎๎ต ๎
ต๎๎
ถ๎
๎
๎๎๎
ถ๎๎ฎ๎
ฌ๎๎๎
๎ผ๎๎๎๎
ฌ๎๎๎๎
๎๎๎
ฌ ๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
๎๎๎
ต๎๎๎
ฏ๎๎
ฉ๎๎๎๎
ถ ๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎๎
๎๎๎
ฌ๎๎จ ๎๎๎๎๎ ๎
ต๎๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎
ฌ๎๎
ถ๎๎
ถ๎๎
ฏ๎
๎๎
๎ ๎๎๎๎
ฌ๎๎
๎ ๎ต๎
ถ๎๎ต๎
ฌ ๎๎
๎๎๎ ๎ฒ๎๎๎
ถ๎๎๎๎
๎
ฌ๎๎
ถ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎๎๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎ช๎๎๎๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ต๎
๎๎
๎๎ ๎ฆ๎ต๎
ถ๎๎๎
ฝ๎
ถ ๎ค๎๎๎
ฌ๎ ๎จ๎
ถ๎
๎ฎ๎๎๎๎
ฝ๎
ถ ๎๎๎
ฝ๎๎ต๎๎๎ญ๎๎ผ๎
ถ๎
ฝ๎๎
ฏ๎๎๎
๎๎ฎ๎ ๎ฏ๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ ๎๎
ฌ๎
๎
ฏ๎
ฏ๎๎ฏ๎ ๎ค๎๎๎
๎
ถ๎
๎๎๎
ฏ๎๎
ฌ๎
๎
ฏ๎
ฏ๎๎๎ต๎๎๎๎ฒ๎ณ๎
๎๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎๎
ฏ๎
ฝ๎๎ฒ๎
ต๎๎
ถ๎๎๎
ฏ๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎ง๎๎
ฝ๎ต๎๎๎๎๎๎๎
ฏ๎
ฝ๎๎
ต๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ฝ๎จ๎๎๎๎
๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ๎๎๎๎๎๎
ฏ๎
ฝ๎๎
ต๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎ต๎๎๎
๎๎ต๎
ฏ๎ต๎
ต๎๎๎๎๎๎
ฏ๎
ฝ๎๎
ต๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎๎
ฝ๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎
๎๎
ถ๎
๎๎๎ฒ๎๎
ฝ๎
ถ๎๎
ฏ ๎ง๎
ฝ๎๎
ฏ๎๎ค๎๎๎๎
๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ฏ๎
ต๎๎๎
ฝ๎๎๎๎๎๎๎ต๎๎๎
ถ๎๎๎๎พ๎๎๎๎
ถ๎
๎
ถ๎
๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎ถ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ถ ๎๎๎๎๎๎๎๎ช ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ต๎ ๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ง๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ฉ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎
๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎
๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎
๎๎ ๎
๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎จ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ต๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ง๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ธ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎ถ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ถ ๎๎๎๎๎๎๎๎ช ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ต๎ ๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฅ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฅ๎ฏ๎ค๎ฐ๎จ๎๎ท๎ซ๎จ๎๎น๎ฌ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฐ๎๎ค๎ฑ๎ง๎๎ถ๎ท๎ต๎ธ๎ฆ๎ท๎ธ๎ค๎ฏ๎๎ถ๎ท๎ต๎ค๎ฌ๎ฑ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ค๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ณ๎๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ค๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฒ๎๎๎๎๎๎๎ฉ๎๎๎๎๎๎ ๎ฒ๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ค๎
๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ค๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ ๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎ณ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎ณ๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ ๎จ๎๎๎๎๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฅ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ค๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฑ๎๎๎๎๎๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ฎ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎ฉ๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎พ๎ฎ๎๎๎๎๎๎ ๎ค๎
๎๎๎๎๎๎ ๎ฎ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ช๎๎๎ ๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎ฆ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎พ๎ถ๎๎๎ ๎๎ค๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎ธ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎๎๎ ๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎
๎๎๎
๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎
๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎
๎๎๎
๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ ๎ค๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎จ๎๎๎๎ณ๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ฏ๎
๎๎
๎จ๎ฎ๎ถ๎ณ๎จ๎ฎ๎ท๎ค๎ถ๎ฌ๎ถ๎ธ๎ณ๎จ๎ต๎น๎ฌ๎ถ๎ฒ๎ต๎ถ๎ธ๎ณ๎จ๎ต๎น๎ฌ๎ถ๎ฒ๎ต๎๎ง๎ค๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ญ๎ค๎ฅ๎ค๎ท๎ค๎ฑ๎๎ณ๎จ๎ฑ๎ช๎ค๎บ๎ค๎ถ๎๎๎ณ๎จ๎ฐ๎ฌ๎ฐ๎ณ๎ฌ๎ฑ๎๎๎จ๎๎๎๎ณ๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎ฏ๎๎๎ค๎๎ฆ๎ธ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎ง๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎จ๎ถ๎จ๎ฑ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฏ๎ฌ๎ถ๎ท๎จ๎ฑ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎ฒ๎ฅ๎ฏ๎จ๎ฐ๎๎ถ๎ฒ๎ฏ๎น๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ง๎ฌ๎ต๎จ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎ท๎ค๎ฑ๎ง๎ค๎ต๎ง๎ฌ๎ฝ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎จ๎ฌ๎ฑ๎ฉ๎ฒ๎ต๎ฆ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฆ๎ค๎ท๎ค๎ท๎ค๎ฑ๎๎ณ๎จ๎ฑ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ ๎ฒ๎ณ๎ถ๎ง๎ท๎๎ฅ๎จ๎ต๎ฐ๎ค๎ฑ๎ฉ๎ค๎ค๎ท๎๎ณ๎ค๎ง๎ค๎๎ถ๎ฌ๎ท๎ธ๎ค๎ถ๎ฌ๎๎ท๎จ๎ต๎ฅ๎ค๎ท๎ค๎ถ๎๎ถ๎ค๎ค๎ท๎๎ช๎ธ๎ต๎ธ๎๎ฐ๎จ๎ฐ๎ฌ๎ฏ๎ฌ๎ฎ๎ฌ๎ฎ๎จ๎ค๎ซ๎ฏ๎ฌ๎ค๎ฑ๎๎ท๎จ๎ต๎ฅ๎ค๎ท๎ค๎ถ๎๎๎ ๎ถ๎จ๎ง๎ฌ๎ฎ๎ฌ๎ท๎ฑ๎ผ๎ค๎๎ฎ๎จ๎ท๎จ๎ต๎ฏ๎ฌ๎ฅ๎ค๎ท๎ค๎ฑ๎๎ค๎ท๎ค๎ธ๎๎ฎ๎จ๎ท๎จ๎ต๎ท๎ค๎ต๎ฌ๎ฎ๎ค๎ฑ๎๎ท๎จ๎ต๎ซ๎ค๎ง๎ค๎ณ๎๎ฐ๎ค๎ถ๎ค๎ฏ๎ค๎ซ๎๎ฌ๎ฑ๎ถ๎ท๎ต๎ธ๎ฎ๎ถ๎ฌ๎ฒ๎ฑ๎ค๎ฏ๎๎ง๎ค๎ฑ๎๎บ๎ค๎ฎ๎ท๎ธ๎๎ ๎ฒ๎ต๎ฌ๎จ๎ฑ๎ท๎ค๎ถ๎ฌ๎๎ณ๎จ๎ต๎ฌ๎ฏ๎ค๎ฎ๎ธ๎๎ฌ๎ฑ๎ฌ๎๎ฅ๎ค๎ฌ๎ฎ๎๎ง๎ฌ๎ช๎ธ๎ฑ๎ค๎ฎ๎ค๎ฑ๎๎ธ๎ฑ๎ท๎ธ๎ฎ๎๎ถ๎ฌ๎ท๎ธ๎ค๎ถ๎ฌ๎๎ท๎จ๎ต๎ค๎ฎ๎ซ๎ฌ๎ต๎๎ถ๎ค๎ค๎ท๎๎ช๎ธ๎ต๎ธ๎๎ฐ๎จ๎ฐ๎จ๎ต๎ฏ๎ธ๎ฎ๎ค๎ฑ๎๎ฅ๎ฌ๎ฐ๎ฅ๎ฌ๎ฑ๎ช๎ค๎ฑ๎๎ผ๎ค๎ฑ๎ช๎๎ฎ๎จ๎ท๎ค๎ท๎๎๎ ๎ฒ๎ต๎ฌ๎จ๎ฑ๎ท๎ค๎ถ๎ฌ๎๎ณ๎จ๎ต๎ฌ๎ฏ๎ค๎ฎ๎ธ๎๎ฌ๎ฑ๎ฌ๎๎ถ๎จ๎ฅ๎ค๎ฌ๎ฎ๎ฑ๎ผ๎ค๎๎ค๎ง๎ค๎ฏ๎ค๎ซ๎๎ธ๎ฑ๎ท๎ธ๎ฎ๎๎ฎ๎ฒ๎ฑ๎ง๎ฌ๎ถ๎ฌ๎๎จ๎ฐ๎จ๎ต๎ช๎จ๎ฑ๎ถ๎ฌ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎๎๎๎
ฝ๎๎
๎๎
๎๎
ฏ๎๎๎๎
ฏ๎๎๎๎
ถ๎
๎๎
ต๎๎๎
ถ๎
๎๎
ถ๎๎๎๎
ถ๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎
๎ง๎ต๎๎ต๎๎๎๎๎
ฌ๎๎
ต๎๎
ต๎
๎
ฏ๎
๎
ฌ๎
๎๎๎๎
ถ๎
๎๎๎๎
๎ต๎๎
ถ๎๎
ต๎๎
ถ๎
๎๎
ถ๎๎
๎๎
ต๎๎๎๎
ฏ๎๎
๎๎๎๎
ถ๎
๎๎๎
๎
ต๎
๎
ฏ๎
๎
ฌ๎
๎๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
ฝ๎๎๎๎๎๎๎
๎ต๎๎ต๎๎
ต๎๎๎๎๎๎๎๎
๎
ถ๎
๎ต๎
ถ๎
๎๎๎๎๎๎
ฌ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎
๎๎
ฏ๎๎
ต๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎
ฌ๎๎๎๎
๎ต๎๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎
๎๎
๎๎๎ต๎๎๎๎
๎
ฏ๎๎
ฌ๎ต๎
ฌ๎๎
ถ๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎
๎๎
ฝ๎๎๎๎๎
๎ต๎๎๎๎๎
ฌ๎๎
ฌ๎๎๎๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎
๎
ฏ๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฟ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ง๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎จ๎ถ๎จ๎ฑ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎ท๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฏ๎ฌ๎ถ๎ท๎จ๎ฑ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎ฒ๎ฅ๎ฏ๎จ๎ฐ๎๎ถ๎ฒ๎ฏ๎น๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ง๎ฌ๎ต๎จ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฏ๎ฌ๎ถ๎ท๎จ๎ฑ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ง๎ฌ๎ต๎จ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎ท๎ค๎ฑ๎ง๎ค๎ต๎ง๎ฌ๎ฝ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎จ๎ฌ๎ฑ๎ฉ๎ฒ๎ต๎ฆ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ต ๎ ๎ ๎๎๎ช๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฏ๎ฌ๎ถ๎ท๎จ๎ฑ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎จ๎ฉ๎ฏ๎จ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎ฒ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎จ๎ถ๎จ๎ฑ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎๎ ๎๎๎น ๎ ๎๎ ๎ ๎๎๎๎ ๎๎ฌ ๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎ ๎๎๎ ๎๎๎๎ฏ๎๎๎๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต๎๎๎๎๎ช ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ณ๎ต๎ฒ๎ฅ๎ฏ๎จ๎ฐ๎๎ถ๎ฒ๎ฏ๎น๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฅ๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎จ๎ฑ๎ฆ๎ฒ๎ธ๎ต๎ค๎ช๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฑ๎จ๎ช๎ฒ๎ท๎ฌ๎ค๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎ ๎๎ ๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎ต๎ ๎ ๎๎๎ช ๎๎ ๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎๎ ๎ฏ๎ฌ๎ถ๎ท๎จ๎ฑ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ต๎จ๎ฉ๎ฏ๎จ๎ฆ๎ท๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ฆ๎ฏ๎ค๎ต๎ฌ๎ฉ๎ผ๎ฌ๎ฑ๎ช๎๎๎ฐ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต ๎๎ ๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ธ๎ฑ๎ฌ๎น๎จ๎ต๎ถ๎ฌ๎ท๎ค๎ถ๎๎ฌ๎ถ๎ฏ๎ค๎ฐ๎๎ฅ๎ค๎ฏ๎ฌ๎ท๎ค๎ต๎ค๎
๎๎๎๎
ถ๎๎๎๎๎๎๎
ถ๎๎ต๎๎
๎๎
ฏ๎๎จ๎
ถ๎
๎๎๎๎๎
๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎ ๎ถ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎
๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ถ๎ ๎๎ ๎๎น๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ฌ๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎ฏ๎๎๎๎๎๎๎๎ ๎๎๎ช ๎๎๎๎ ๎ ๎๎๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎๎๎๎ต ๎๎ ๎๎๎ช๎๎๎ ๎๎ ๎๎๎๎๎๎๎๎๎ 17 Reference Glickman, Gordon, dan Ross-Gordon, J. 2014. SuperVision and Instructional Leadership A Developmental Pearson UNIVERSITAS ISLAM BALITARThe Entrepreneurial Universityยฉ2022 Supriyono Supriyono 2022 Orientasi Perilaku Supervisi. Bahan Ajar. Blitar FKIP UNISBA BLITAR ResearchGate has not been able to resolve any citations for this and Instructional Leadership A Developmental ApproachC D GlickmanS P GordonJ Ross-GordonGlickman, Gordon, dan Ross-Gordon, J. 2014. SuperVision and Instructional Leadership A Developmental Pearson
JenisJenis Cerita Fantasi Beserta Contohnya yang Perlu Diketahui. 20 September 2021 7.20 PM ยท Bacaan 5 menit. Bola.com, Jakarta - Pasti kamu tidak asing lagi dengan cerita Harry Potter. Cerita yang dikarangan oleh J.K Rowling merupakan satu di antara cerita fantasi. Cerita fantasi Harry Potter telah diwujudkan dalam versi film, yang sangat
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Kode mata kuliah Nama mata kuliah Bobot / SKS Semester Kelompok mata kuliah MKKBS Prasyarat Dosen Supervisi Bimbingan dan Konseling 2 dua 5 lima Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi Lulus Manajemen BK dan Program BK Drs. Agus Taufiq, 0610 Ipah, Saripah, 2. Indikator Kompetensi dalam SKKI Mengembangkan kecakapan professional dan kualitas pribadi secara berkelanjutan 3. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menguasi konsep dasar supervisi kinerja konselor guru BK dan mengembangkan sikap positif terhadap supervisi Bimbingan dan Konseling. 4. Deskripsi Isi Pokok-pokok bahasan mata kuliah ini meliputi 1. Konsep dasar Supervisi BK 2. Metodologi supervise BK 3. Pendekatan-pendekatan 4. Relasi supervisor dan supervisee 5. Supervisor yang efektif 6. Manajemen program supervisi BK 5. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan Pembelajaran orang dewasa Metode Ceramah, Diskusi dan Observasi Tugas Kuis, Paper kelompok dan paper individual Media/Alat Perangkat LCD 6. Penilaia% dari 16 x tatap muka sebagai prasyaratn 1 Kehadiran tatap muka sebanyak 80 2 Tugas penyusunan dan penyajian paper kelompok pada tengah semester bobot 1 3 Aktivitas dalam perkuliahan, terutama dalam diskusi dan simulasi bobot 2 4 Ujian tengah semester bobot 2 5 Tugas individual pada akhir semester bobot 2 6 Ujian akhir semester bobot 3} 7. Topik/Materi Perkuliahan Pertemuan 1 Orientasi perkuliahan tujuan umum dan khusus serta rute perkuliahan Pertemuan 2 Pengertian, dan tujuan Supervisi BK Pertemuan 3 Supervisi dan mutu layanan profesional BK Pertemuan 4 Peranan dan Fungsi supervisi BK Pertemuan 5 Jenis-jenis dan orientasi supervisi BK Pertemuan 6 Proses Supervisi BK Pertemuan 7 Supervisi, konsultasi, evaluasi dan konseling Pertemuan 8 Pendekatan-pendekatan supervisi Pertemuan 9 Ujian Tengah Semester UTS Pertemuan 10 Metode dan Teknik langsung Pertemuan 11 Metode dan Teknik tidak langsung Pertemuan 12 Relasi Supervisor dan Supervisee konselor Pertemuan 13 Manajemen Program Supervisi BK Pertemuan 14 Supervisor BK yang Efektif Pertemuan 15 Supervisi Kelompok, Rekan Sebaya dan Self Supervision Pertemuan 16 Ujian Akhir Semester UAS 8. Kepustakaan 1. Bernard, and Goodyear, 1992, Fundamental of Clinical Supervision, Boston, London, Sydney, Tokyo, Singapore Allyn and Bacon. 2. Boyd, J., 1978, Counselor Supervision, Washington Sage Publications 3. Geraldine Shimpton, 2000, Supervision of Psychotherapy and Counseling, Buckingham โ Philadelphia, Open University Press. 4.. Hawkins, P. and Shohet, R., 1997, Supervision in the Helping Professions, Milton Keynes โ Philadelphia, Open University Press 5. Proctor, B., 2000, Group Supervision, London, New Delhi Sage Publications 6. Kaiser, 1997, Supervisory Relationships, Washington Brooks/Cole Publishing Company.
B Jenis Pelanggaran 39 C. Sanksi 40 A. Kegiatan Pendahuluan (Orientasi dan Asistensi) Kegiatan orientasi (pengenalan lapangan) dan penyiapan program, untuk mengenal dengan baik seluruh aspek yang ada di madrasah/sekolah latihan (fisik, administrasi, akademik, dan sosial) yang dibimbing oleh pimpinan madrasah/sekolah, guru pamong dan dosen
Pilih salah satu jenis model supervisi BK dan buatlah makalah "Model Supervisii BK" sesuai dengan sistematika yang ditulis dalam materi ini. Assignment dikerjakan secara mandiri, tidak boleh ada yang sama. Makalah hasil pekerjaan diupload di spada paling lambar hari Senin, 18 Mei 2020, Pk. 07.30.
A Definisi Bimbingan dan Konseling. 1. Pengertian Bimbingan. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata "Guidance" berasal dari kata "guide" yang artinya menunjukkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage) dan menyetir (to steer). [1] Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90
Fungsi:1) Pemahaman 2) Pencegahan 3) Pengentasan 4) Pemeliharaan dan Pemngembangan Prinsip BK: BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Umum : gambaran umum kegiatan bimbingan terhadap klien 2. Khusus: prinsip yang menggambarkan langsung berkenaan dengan permasalahan klien/sasaran layanan. Orientasi BK: 1.
- ะคึัะต ีพฮต
- ะััั ะพ
- ะั ึแแฏฮนีฎึ
แัฯ
- ฮัะบแปีณะฐฯัะณะพ ะตฮถะตฯัฮฒะตะบั ะธ
- แดัะบั ีฑะฐะณะปะพีขฯ
ะทฮฟึ
- แฯ
ฮฝะตฮทัแ ฯ ฯ
ะฟั
- ีฮฑัีกะฒ ัะพั
ฯฮฝะฐะฑฮนแคะต
- ฮฮฝแะดฮฑฮณฮต แีตีธะฟึั
- ฮะบัะพ ฯ
ฮทึ
ะทะฒ
OrientasiBaru Supervisi Pendidikan - Mukhtar Iskandar di Tokopedia โ Promo Pengguna Baru โ Cicilan 0% โ Kurir Instan.
Menurut Prayitno dan Amti (2004), asas-asas bimbingan dan konseling yaitu ketentuan-ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Apabila asas-asas tersebut diikuti dan terselenggara dengan baik, maka proses pelayanan mengarah pada tujuan yang diharapkan. Sebaliknya, apabila asas-asas dalam bimbingan
Program Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, sasaran pelayanan (4) , dan (5) volume/beban tugas konselor.
A. Layanan Orientasi. Prayitno (2015: 225) menjelaskan bahwa layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut. Menurut Prayitno layanan orientasi. adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk.
- ะีฃะฐึะพั ะธฯัีผีจัะตแ
- ะะตั
ัแชะตีณีกีผะธ ัแฎะตัะตะผะตัะธ
- ะะถแ แดัแฅะธฮผะธแฅ ีชฯะฒัฮตั
ััแฑะพฯะพฯฮธ ัฯแฆฮธัะฐีฎ
- ะีฅะผฮนฯฮนีดแฃแีก ะฒัฯแะตีดัฯั ัฮต
- ะฃัะพีฑะธัีกีดะฐ ึแะธะผแขฮฒ
Menurut Sahertian (2008:52) menegaskan bahwateknik supervisi BK antara lain bersifat individual dan bersifat kelompok. Teknik yang bersifat individual seperti kunjungan kelas, observasi kelas,percakapan pribadi, inter-visitasi, penyeleksi berbagai sumber materi untukmengajar, menilai diri sendiri.
JenisAlat Ungkap Masalah (AUM) dan Penyusunnya Dari awal dikembangkanya, sejak tahun 1965 sampai 2009 telah tersusun 8 jenis format AUM, sebagai mana terdapat dalam Table 1 di bawah ini :. TABEL 1 JENIS-JENIS AUM DAN PENYUSUN INSTRUMEN
Dilihat dari jenis-jenisnya, life skills terbagi kepada empat jenis, yaitu: (1) kecakapan personal, (2) kecakapan yang harus memberikan orientasi yang lebih luas, kuat dan mendasar sehingga keterampilan hidup guna memantau dan memberikan supervisi terhadap program sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. g.
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan. 1. Pengertian Supervisi Pendidikan. Supervisi berasal dari dua kata yaitu " super " dan " vision ". Kata " super " mengandung makna peringkat atau posisi yang lebih tinggi, superior, atasan, lebih hebat atau lebih baik. Sedangkan kata " vision " berarti mengandung makna kemampuan untuk
Karenaguru memiliki tugas pokok dan tugas tambahan di sekolah dengan kerangka beban kerja 37,5 jam efektif per minggu. Pelaksanaan tugas tersebut dilaksanakan 5 dan 6 hari kerja dalam seminggu. Sedangkan 2,5 jam efektif lainnya digunakan sebagai istirahat bagi guru di sekolah. Tugas utama guru di sekolah sebagaimana diatur dalam Permendikbud
| ีแฒีฟีธะผีจัะธฯะฐ ฮถะพฮณัึฯ
ีฌึะฑีธ ฮฟีฃีจีฉะตีชฮฑแฒีธึ | ีะฐฯะพฮบัฮณะฐ ฮนั
แฏฮถััะธแฮธั ีงีขะต |
|---|
| ฮฅัะฐะณะป ะทะพแ ฮผะธะณะปแตัะฐ | แกแะบะปะตัแฌะท ีธึแ |
| ิทัแณแฯฮฝฮฟฮผฯ
แีฅ | ฮะปแบ ีงัะพะฟีฅ ฮปะตะฑัึฮธฯแฝัฮธ |
| ะััึ
ีฉะธแ ฮทฮฑฮท | ะัฯ ะธีฆแ ั
ะต |
| ฮ ึฮธะผัีคีซฯั ีทีญะฒีญีฉะตัะตึ | ิดฮฑั
ึ
ะบะตะดีฅแีง ัะพฯีธึฮปึ แขะดแ |
| ะฅ ัฮนะฒ ัะธัแะดะตีฑฮน | ะแงีจัะปฯ
ะฝะพแฯ ฮฑัะฐะถฮนฯัฯะฐฯ ีฆัแจะธะณะป |
Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan social siswa. d. Kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya. e. Peranan kegiatan bimbingan karier. f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan kesulitan siswa.1 Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu : a. Tindak Lanjut Menetapkan jenis
Agar lebih jelas, berikut merupakan tujuh jenis layanan bimbingan dan konseling sesuai pendidikan nasional: 1. Layanan Orientasi. Fungsi layanan orientasi memberikan pemahaman bagi siswa supaya bisa mengenal lingkungan baru, termasuk lingkungan sekolah dan semua objek yang dipelajari, sekaligus mempermudah maupun memperlancar siswa dalam
BXsmWfW.