Nah untuk itu berikut ini adalah 10 sikap dari seorang suami yang menyakiti hati istrinya, yang mungkin dapat membantu kita mengevaluasi diri : 1. Suami Tidak Lagi Memperhatikan Istrinya. Tidak lagi perduli kepada istri. Istri akan tersakiti saat sang suami kurang atau tidak lagi memberikan kasih sayang, perhatian, pujian, dan lain sebagainya Menjalani kehidupan sangatlah berat. Banyak sekali tantangan dan rintangan yang kita hadapi. Secara tidak sadar, mungkin diri kita membutuhkan sebuah pedoman atau pegangan yang dapat menguatkan kita untuk menjalani kehidupan. Seperti contohnya membaca Firman Tuhan dalam bentuk renungan singkat tentang kehidupan sehari hari bisa menjadi salah satu langkah untuk memberikan semangat dalam memulai hari. Berikut renungan singkat yang akan FJI bagikan. Memulai hari alangkah baiknya dimulai dengan kegiatan positif yang dapat memberikan insight untuk hidup kita. Salah satunya dengan membaca Firman Tuhan untuk hidup sehari hari. Kali ini FJI akan membawakan renungan singkat dengan tema Kasih Tidak Ingkar Janji Firman Tuhan diambil dari Yohanes 13 31-35. Tema renungan singkat tentang kehidupan sehari hari kita saat ini adalah kasih tidak ingkar janji. Untuk memahami tema ini, adalah baik jika kita melihat tentang teks sebelumnya Di mana salah satu murid yang bernama Yudas pada akhirnya meninggalkan Yesus bahkan berkhianat kepadanya. Apakah Yudas tidak mencintai Yesus? Dia sangat mencintai Yesus, bahkan memiliki harapan besar pada sosok Yesus. Dia memimpikan Yesus menjadi pemimpin mereka, Sang Mesias yang akan membawa kemenangan pada orang Yahudi dari penindasan Romawi. Namun cintanya yang besar, menyeretnya pada obsesi yang salah yang justru membuat Yesus menderita. Dia membiarkan Yesus sendirian ditangkap dan mati dengan cara mengenaskan. Dia meninggalkan Yesus dan meninggalkan komunitasnya, sahabatsahabatnya, teman-temannya. Sering muncul pertanyaan tentang patokan kasih itu. Ada patokannya, apa kriterianya, apa ukurannya dalam menjalankan kasih. Dalam kalimat ini nyata dikatakan yaitu supaya kamu saling mengasihi sama seperti Aku mengasihi kamu, maka demikianlah kamu harus saling mengasihi. Jadi yang jadi patokan adalah kasih Yesus. Bagaimana hidup kita tatkala bercermin pada kasih Yesus? Dengan jumawa dan percaya diri kita seringkali bicara tentang kasih dan membela diri kita dengan alasan itu karena kasih. Mari kita lihat apakah kasih kita bisa konsisten? Tidak berubah meskipun orang lain berubah sikap dan perkataan. Marilah kita belajar menjadi murid Yesus mengasihi satu dengan yang lain. Kasih yang tidak mengingkari makna kasih itu sendiri. Artinya menjalankan kasih dengan setia, dengan konsisten, rendah hati dan kerelaan berkorban. Sumber renungan Warta Jemaat GKJ Samironobaru Hidup Sungguh-Sungguh Dalam Tuhan Saat pertama kali saya mengenal Tuhan Yesus, di dalam hati ini rasanya terus berkobar dan ingin selalu berkenan kepada-Nya. Sehingga, saya selalu berusaha untuk menjaga sikap, perilaku dan tutur kata agar bisa menyenangkan hati Tuhan. Karena kondisi hidup ini yang selalu naik turun, terkadang saya juga merasa jauh namun di dalam hati tetap bersungguh-sungguh melakukan sesuatu di dalam Tuhan. Oleh karena saya selalu belajar terus-menerus untuk meningkatkan kesungguhan untuk selalu melakukan setiap Firman Tuhan. Rasul Paulus mengatakan bahwa hidup sunguh-sungguh kepada Allah bukanlah pilihan, melainkan hal yang harus dan wajib dilakukan bagi setiap orang percaya. Hal itu sangat ditekankan Paulus kepada jemaat di Tesalonika waktu itu. Jemaat di Tesalonika yang sudah mempelajari pengajaran tentang kehidupan yang berkenan maka Paulus kembali mengingatkan kepada mereka untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam melakukan kehendak-Nya. Hal ini memang sangat penting untuk ditekankan kpada kehidupan kita karena adakalanya niat kita untuk bersungguh-sungguh kendur atau melemah ketika sedang ingin beribadah kepada Tuhan. Salah satu yang bisa menjadi penyebab adalah hati yang tawar karena apa yang kita inginkan melalui doa tidak segera dikabulkan. Kondisi seperti ini memang harus kita waspadai agar kehidupan kita senantiasa berkenan dan selalu seturut dengan kehedak Allah. Sebagai seorang Kristen, tidak ada hal yang lebih penting daripada hidup kita bisa berkenan bagi Tuhan. Tentu agar kita bisa menuju kesana jalannya tidak bisa dilakukan begitu mudah. Kita harus benar-benar niat dan sungguh-sungguh agar hidup kita berkenan bagi Tuhan. Doa hari ini Kami mengucap syukur Tuhan atas segala kasih dan penyertaan yang Engkau berikan di dalam kehidupan kami. Bapa, terimakasih atas kasih yang sampai saat ini tak henti-hentinya kami rasakan. Bersyukur ya kita memiliki Tuhan yang penuh dengan kasih. Walaupun terkadang kita tidak sepenuhnya sadar dan mengerti bentuk kasih yang Tuhan berikan pada kita. Kerap kali jawaban Tuhan atas doa permohonan kita ternyata tidak sesuai keinginan, mungkin beberapa kami akan menggerutu. Namun, aku tau bahwa pasti Tuhan tidak abai. Tuhan selalu punya rencana yang jauh lebih baik dari apa yang diri kita anggap baik. Karena Kau lebih mengenal kita daripada diri kita sendiri. Kami percaya, bahwa kasihmu tidak akan ingkar janji untuk kami. Sukacita dan kedamaian pasti selalu ada untuk kehidupan kami. Amin. Akhir kata Jadi itulah renungan singkat tentang kehidupan sehari hari yang bisa FJI bagikan. Bagi kamu yang sudah berkeluarga juga bisa membaca Renungan Untuk Suami Yang Menyakiti Istri sebagai perenungan para suami jika sering menyakiti istrinya. Kiranya semua renungan yang FJI bagikan dapat menjadi berkat bagi kamu. Terimakasih, Tuhan Memberkati!
MengubahKepahitan Menjadi Pengampunan. a. Hidup dalam kasih karunia Allah. (1) Fokus kepada apa yang telah Tuhan berikan (terutama karya Yesus di kayu salib yang menyediakan pengampunan tanpa batas dan menerima kita apa adanya. (2) Melihat orang yang melukai kita sebagai alat Tuhan untuk membentuk kita.
Sikap dan perlakuan buruk seorang suami tentunya akan melukai hati pasanagannya. Jangan sampai setiap perbuatan yang dilakukan suami akan membuat pernikahanmu menjadi berantakan. Secara sadar atau tidak, sengaja maupun tidak disengaja memang suatu sikap buruk yang dilakukan istri sangat tidak bisa ditoleransi. Karena bagaimanapun sebagai pasangan, suami harus menghormati istri secara pribadi. Kali ini FJI akan membagikan renungan untuk suami yang menyakiti istri. Harapannya setelah membaca Renungan Kristen ini, para suami akan lebih bisa menghargai istri lebih lagi. Para suami hendaklah hidup dengan penuh pengertian terhadap istri dan dengan kesadaran bahwa mereka adalah kaum yang lemah. Perlakukanlah mereka dengan hormat, sebab mereka bersama-sama dengan kalian, akan menerima anugerah hidup yang sejati dari Allah. Lakukanlah ini, supaya tidak ada yang menghalangi doamu. 1. Kasihi dan jangan berlaku kasar terhadap istri Mengasihi dan jangan berlaku kasar terhadap istri menjadi sebuah perenungan bagi suami yang menyakiti istri. Mengapa demikian? Istri lebih “lemah” Bagaimanapun sebagai wanita istri secara fisik relatif lebih lemah di banding pria. Secara sosialpun wanita lebih lemah dari pria. Dalam kehidupan masyarakat wanita memiliki keterbatasan- keterbatasan. Justru karena lebih lemah ini maka suami perlu hidup penuh pengertian terhadap istrinya. Suami perlu memperhatikan kelemahan-kelamahan itu dan kemudian menolong dalam kelemahan-kelamahan itu. 2. Hidup penuh pengertian dengan istri dan harus menghormatinya Istri dan suami disatukan oleh Allah Kesatuan suami istri sangat penting, sebab melalui kesatuan ini Allah hendak memberikan anugerah kepada keluarga. Dengan demikian anak-anak akan menikmati karya Allah melalui suami istri yang bersatu . Bahkan berkat itu juga mengalir kepada keluarga-keluarga yang lain atau masayarakat luas. Karena itu suami perlu memperlakukan istri dengan penuh hormat supaya istri tetap bersatu dengan dirinya dan menjadi pasangan di dalam menerima anugerah Allah tersebut. Point ini menjadi perenungan untuk suami yang menyakiti istri Firman Tuhan untuk suami yang menyakiti istri Ketia pasangan melakukan perlakuan buruk pada kita, sebaiknya kita tidak perlu membalas tindakan yang sama ataupun sampai menyakitinya. Firman Tuhan memberi tahu kita bahwa, “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.’ Amsal 15 1 dan Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.’ Amsal 15 4.” Akan sangat melegakan jika kita justru memilih bersabar, menahan diri, dan mendukung pasanganmu di dalam usaha untuk menyelesaikan masalah. Untuk istri, jika suami sudah mulai berkata kasar, cobalah balas dengan ucapan yang lembut dan memberkati. Karena kamu ibarat menaruh bara di atas kepalanya dan membuatnya menyadari bahwa tindakannya salah. Jika usaha-usaha tersebut masih sulit untuk dilakukan, coba untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang lain. Bisa dengan mencari waktu yang tepat untuk berbicara bersama. Setelah itu suami dan istri dapat saling mencurahkan isi hati. Komunikasi adalah hal yang penting dalam pernikahan yang baik dan kalian perlu belajar untuk berbagi perasaan satu sama lain baca 1 Korintus 13 dan Efesus 5 28-29. Ada banyak rumah tangga yang bermasalah karena komunikasi yang rusak dan mereka mulai mencari bimbingan dari para pendeta atau konselor pernikahan. Dan hal itu jauh lebih baik dibanding mendiamkan masalah kalian berlarut-larut dan membuatnya semakin parah Akhir Kata Suami dan istri yang berusaha untuk saling menghormati dan tidak saling menyakiti, itu tandanya mereka juga menghormati dan mengasihi Tuhan. Bangunlah mezbah doa dan hubungan yang intim dengan Tuhan secara bersama-sama, agar Tuhan menolong rumah tanggamu dalam setiap persoalan. Bagi para suami, janganlah kamu sakiti lagi istrimu, karena ketika kamu menyakiti istri, itu tandanya kamu juga menyakiti hati Tuhan. Biarkanlah Tuhan menjadi sumber kedamaian dan sukacita di dalam pernikahan kalian. Tuhan Yesus Memberkati. Suamiharus membuat isterinya merasa memiliki hidup yang berharga di mata Tuhan. "Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." 1 Petrus 3:7
Hadits Suami Menyakiti Istri – Seperti yang kita semua tahu bahwa laki-laki memang ditakdirkan untuk menjadi seorang kepala keluarga. Namun hal itu tidak berarti mereka dengan bebas mengatur, membentak, dan kasar terhadap istrinya. Selama yang dilakukan istri tidak perbuatan dosa, maka sebaiknya suami harus memaafkan. Bagaimanapun, tidak ada istri yang sempurna di dunia ini. Tidak baik bila hanya mengingat keburukan yang pernah dilakukan istri. Seorang istri adalah anak yang rela meninggalkan rumah orang tuanya dan bersedia untuk hidup bersama suami. Maka haram hukumnya jika seorang suami membuat istrinya menangis tanpa hak dan menyakiti istri. Hal tersebut telah disebutkan di dalam Al-Quran dan Hadits. Saat suami berbuat zalim kepada istrinya, maka dia telah melakukan dosa yang amat besar dan tubuhnya tidak lagi diharamkan dari api neraka. Sebagian besar orang mungkin saja beranggapan bahwa perempuan adalah racun dunia. Tapi perlu dipahami bahwa di dalam Islam sendiri, perempuan diibaratkan perhiasan dunia. Perempuan sendiri adalah sosok yang sangat istimewa, dimana mereka begitu tegar dan kuat dalam menjalani kehidupan. Akan tetapi disisi lain, mereka juga bisa berubah menjadi rentan dan rapuh. Sebab, bagaimanapun, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Jangan hanya mengingat sisi buruknya saja, tapi ingatlah juga kebaikan seorang istri yang sudah merawatmu, menghidangkan makanan di atas meja, mencuci pakaianmu, serta mendidik anak-anakmu. Di dalam Al-Quran, tepatnya di Surat Al-Nisa ayat 19, menjelaskan mengenai hukum suami yang menyakiti istri, berikut adalah artinya “Hai orang-orang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata, dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” Al-Nisa 19. Lalu, apakah ada hadist yang menjelaskan tentang suami menyakiti istri? Tentu saja ada. Untuk umat muslim pasti sudah tahu bahwa Islam adalah agama yang sangat lengkap. Semua hal sudah diatur supaya umat muslim bisa hidup secara terarah dan diridhoi oleh Allah SWT, termasuk juga urusan rumah tangga. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa di dalam Islam perempuan dianggap sebagai perhiasan dunia. Itu artinya, perempuan merupakan makhluk yang sangat istimewa. Maka dari itu, sebagai seorang suami, kamu harus memperlakukan istrimu dengan baik dan jangan menyakiti istri baik itu fisik ataupun psikis. Hadist Suami Menyakiti Istri dan HukumnyaHukum Suami Menyakiti IstriDosa-Dosa Suami Terhadap Istri1. Tidak Mengajarkan Ilmu Agama Kepada Istri2. Tidak Cemburu dengan Istri3. Tidak Memberi Nafkah Istri4. Membenci Istri5. Ringan Tangan kepada IstriRenungan untuk Suami yang Kasar kepada IstriRekomendasi Buku & Artikel TerkaitKategori Ilmu Berkaitan Agama IslamMateri Agama Islam Hadist Suami Menyakiti Istri dan Hukumnya Di dunia ini, masih ada banyak suami yang seringkali menyakiti istrinya dengan sangat mudah dan ringan tangan pada istrinya saat mereka berbuat salah. Padahal pada kenyataannya, masalah dapat diselesaikan dengan kepala dingin tanpa harus menyakiti fisik salah satunya. Bukannya minta maaf dan tidak mengulanginya lagi, istri justru akan merasa menderita luar dan dalam. Terlebih lagi, Islam melarang keras suami yang sering memukul istrinya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah salah satu hadist suami menyakiti istri yang perlu kamu pahami. Dari Jabir bin Abdillah, bahwasannya Rasulullah bersabda ketika khutbah haji wada “Takutlah kalian kepada Allah SWT mengenai urusan istri kalian, karena kalian telah mengambilnya dengan amanat dari Allah SWT, dan kalian halalkan farjinya dengan kalimat Allah SWT, maka hak kalian atas mereka adalah supaya mereka kaum istri jangan mengizinkan orang yang kalian benci masuk ke rumah kalian. Kalau sampai mereka melakukannya maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak menyakiti, sedangkan hak mereka atas kalian adalah kalian berikan nafkah dan juga pakaiannya dengan cara yang baik” HR. Muslim 1218 Dari hadist di atas dapat kita simpulkan bahwa di dalam Islam kita tidak pernah diajarkan untuk berlaku kasar terhadap perempuan. Sebab, mereka juga manusia yang mempunyai perasaan yang lembut dan sangat mudah rapuh. Apabila disakiti sedikit saja, maka mereka akan merasa sakit hati yang luar biasa. Oleh sebab itu, perempuan harus diperlakukan dengan baik. Apabila perempuan melakukan kesalahan, maka jangan hadapi hal itu dengan kemarahan yang terlalu keras. Seperti yang kita pahami selama ini bahwa suami adalah imam bagi keluarganya. Suami diamanahkan oleh Allah SWT untuk menjadi seorang pemimpin bagi istri dan anak-anaknya. Walaupun kedudukan suami juga sebagai seorang kepala rumah tangga, itu bukan berarti mereka bisa seenaknya sendiri berlaku kasar terhadap istrinya, menyakiti hati istri dengan kata-kata kasar, terlebih sampai melakukan kekerasan. Sebagaimana yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa suami harus senantiasa berbuat baik kepada istrinya dan janganlah menyakiti hati istri. Tak hanya itu saja, Allah SWT juga berfirman, yang artinya “Dan para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban mereka menurut cara yang ma’ruf.” QS. Al-Baqarah 228 Sementara itu, Ath-Thabari mengungkapkan bahwa ayat di atas memiliki makna tentang kewajiban bagi suami tidaklah hanya sekedar memberi nafkah saja, tapi juga berkewajiban untuk memperbaiki sikap terhadap istrinya dan juga tidak menyakiti hati istri. Hal tersebut dilakukan karena istri sudah menaati perintah Allah SWT dan menaati suami mereka dengan cara yang baik. Muawiyah bin Haidah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, apa saja hak istri terhadap suaminya?” Rasulullah pun menjawab, “Engkau beri makan istrimu apabila engkau makan, dan engkau beri pakaian bila engkau berpakaian. Janganlah engkau memukul wajahnya, jangan menjelekkannya, dan jangan mendiamkannya kecuali di dalam rumah.” HR. Abu Dawud Dari dua dalil di atas, yaitu dari hadist dan juga Al-Quran, menjelaskan bahwa kedudukan istri di dalam Islam sangat dimuliakan. Seorang istri jangan hanya dibebankan kewajiban saja, tapi juga harus mendapatkan haknya dengan baik. Sementara suami juga tidak hanya sekedar mencari nafkah saja, tapi juga harus memperlakukan istri dengan baik dan selalu berkata baik kepada istri. Sebab, kata-kata yang kasar akan menyakiti hati istri. Hal itu berarti suami telah melanggar haknya yang harus dipenuhi sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas. Adapun sebuah hadits yang menyebutkan bahwa laki-laki yang baik akhlaknya adalah seorang laki-laki yang bersikap baik kepada istrinya. Dari Abdullah bin Amr, beliau Shallallahualaihi wa sallam bersabda, “Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya.” HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah Lalu, bagaimana bila istri yang berbuat dosa dan melanggar agama? Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 34, “…Wanita-wanita yang kalian khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, dan jauhilah mereka di tempat tidur, dan pukullah mereka. Jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” Di dalam ayat di atas, bisa kita simpulkan bahwa bla istri melakukan suatu hal yang melanggar agama, maka sebagai seorang suami seharusnya menasehati istri dengan cara dan kata-kata yang baik. Apabila istri tidak dapat dinasehati, maka suami boleh mendiamkan mereka dan pisah ranjang. Apabila masih tidak bisa juga, maka suami diizinkan untuk memukul istrinya, tapi dengan syarat yaitu pukulan tersebut tidak boleh menimbulkan cedera dan tidak boleh memukul di bagian wajah. Selain itu, suami juga tidak boleh memukul dengan tongkat dan benda lainnya yang bersifat keras. Pukulan yang boleh dilakukan yaitu dengan menggunakan tangan dan tidak untuk menyakiti. Tapi hanya untuk pelajaran saja. Dibandingkan dengan laki-laki, sebenarnya perempuan adalah makhluk yang paling lemah, baik itu secara fisik maupun hati. Maka dari itu, sudah seharusnya suami bersikap baik dengan istri karena hati perempuan mudah sekali tersakiti. Suami wajib memperlakukan istrinya dengan baik kecuali istri melakukan perbuatan yang sangat keji. Namun, cara menegurnya juga tidak boleh sampai menyakiti hati istri ataupun kekerasan yang bisa membuatnya terluka. Dosa-Dosa Suami Terhadap Istri The Asian Parent Di bawah ini adalah berbagai macam dosa yang seringkali dilakukan oleh suami kepada istrinya karena mereka mengabaikan kewajiban kepada istrinya. 1. Tidak Mengajarkan Ilmu Agama Kepada Istri Suami yang sudah ahli dalam pekerjaannya, memberikan nafkah kepada istrinya, dan memenuhi berbagai macam kebutuhan istri mungkin sudah banyak. Tapi berapa banyak suami yang mau mengajarkan ilmu agama kepada istri dan juga anak-anaknya? Padahal pada dasarnya hal tersebut sudah menjadi kewajiban semua suami, yaitu wajib untuk menjauhkan diri dan keluarganya dari pedihnya azab kubur dan juga api neraka. Seperti hadist yang ada di bawah ini “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan melakukan apa yang diperintahkan,” QS. At-Tahrim 6. 2. Tidak Cemburu dengan Istri Bersikap cemburu dengan kadar yang normal bisa menjadi sebuah tanda cinta. Sehingga bila pasangan tidak merasa cemburu dengan istrinya, maka hal itu perlu dipertanyakan rasa cinta mereka. Terlebih bila istri jalan-jalan keluar rumah dengan laki-laki lain, namun pasangan tidak merasa cemburu. Itu adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh suami. “Tiga golongan yang Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat yaitu seseorang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang menyerupai lelaki dan ad-Dayyuts,” HR An-Nasa’i hasan’ oleh syeikh Albani, lihat ash-Shahihah 674. 3. Tidak Memberi Nafkah Istri Sekarang ini sudah ada banyak contoh tentang suami yang tidak memberi nafkah kepada istrinya sama sekali. Hal tersebut adalah sebuah dosa besar bagi para suami. Karena memberikan nafkah kepada istri merupakan kewajiban dan tanggung jawab utama bagi suami. Bayangkan saja bila seorang istri yang sudah berkorban meninggalkan kedua orang tuanya untuk hidup bersama suami justru tidak dihargai dan tidak diberi nafkah. Hal tersebut juga sudah dijelaskan di hadits Rasulullah yang berbunyi ”Rasulullah bersabda, seseorang cukup dipandang berdosa bila ia menelantarkan belanja orang yang menjadi tanggung jawabnya,” Dawud CD, Muslim, Ahmad, dan Thabrani. 4. Membenci Istri Istri merupakan pasangan hidup seorang suami. Dengan istri, seorang suami akan mengarungi perjalanan hidup yang sangat panjang. Apabila suami membenci istrinya, maka kemungkinan besar mereka akan menghadapi sebuah kegagalan. Sebab, tema hidupnya tidak lagi memperoleh kepercayaan. Sehingga hal tersebut akan merusak hubungannya sendiri. Rasulullah SAW juga sudah memperingatkan kepada para suami untuk tidak membenci istrinya. Terlebih jika istrinya adalah seorang yang beriman, sebagaimana hadist di bawah ini “Janganlah seorang suami yang beriman membenci istrinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhoi akhlak lain darinya,” Muslim. 5. Ringan Tangan kepada Istri Ringan tangan disini artinya mudah memukul dan menyakiti istri. Apabila ada masalah ataupun perselisihan seringkali suami memilih untuk menyelesaikannya dengan kekerasan. Hal tersebut sangat dibenci oleh Allah SWT. “Hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian, tidak memukul wajah, tidak menjelek-jelekkannya…” Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Albani. Renungan untuk Suami yang Kasar kepada Istri Hingga saat ini, ada saja suami yang mempunyai sikap buruk seperti halnya sering membentak istrinya dan selalu menunjukkan sifat marah dengan berbagai alasan bahkan juga hanya karena masalah yang sepele. Selain itu, karena adanya masalah yang mungkin saja sedang dihadapi suami, seringkali istri yang justru menjadi pelampiasan dari kemarahannya tersebut. Pada akhirnya, suami mengatakan kata-kata yang kurang baik bahkan berlaku kasar terhadap istrinya. Hal yang seperti itu pastinya sangat berlawanan dengan apa yang sudah disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Sebaik2 kalian, yaitu yg paling baik untuk istrinya serta saya yaitu orang yg paling baik diantara kalian pada istriku. [HR. Tirmidzi]. Islam adalah agama yang sangat memuliakan seorang istri seperti yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad terhadap istri-istrinya. Oleh sebab itu, Agama Islam sangat tidak suka dengan sikap suami yang berlaku buruk terhadap istrinya. Hal yang perlu dipahami oleh suami bila mungkin jasa-jasa yang sudah dilakukan oleh seorang istri memang tidak bisa dinilai dengan materi. Namun, beban seorang istri seperti halnya mengandung, melahirkan, membesarkan anak, dan juga mengurus suami serta semua urusan rumah tangga tidak bisa tergantikan oleh apapun. Perasaan perempuan yang sangat lembut dan penuh kasih sayang pastinya akan merasa sakit hati jika dibentak dan mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya. Oleh karena itu, semua suami harus berpikir ulang jika ingin berbicara keras kepada istri. Hal yang mungkin saja terjadi jika suami sering membentak dan berlaku kasar terhadap istri adalah hati yang merasa terluka dan hal itu bisa saja membuat istri merubah sikapnya menjadi dendam, penuh benci, dan hilang perasaan cintanya yang tulus. Kemudian berganti dengan perasaan benci kepada para suami. Oleh sebab itu, janganlah sesekali berlaku kasar terhadap istri jika tidak ingin mendapatkan itu semua. Semua laki-laki yang sudah menjadi seorang suami seharusnya melakukan renungan dan berpikir ulang tentang semua hal yang sudah dilakukan oleh istri. Selain itu, suami juga seharusnya memikirkan tentang hukum menyakiti istri di dalam Islam. Sebagai seorang suami yang bijak, sudah seharusnya memperlakukan istri dengan baik, memeluknya, dan menyayanginya serta selalu berkata baik dan lembut. Sehingga hal itu akan menyejukkan hati istri. Itulah beberapa penjelasan hadist suami menyakiti istri yang harus dipahami dan direnungkan. Dengan alasan apapun, kekerasan tidak boleh dilakukan oleh siapapun, terlebih suami kepada istri. Karena hal itu tidak hanya menyebabkan luka fisik, tapi juga batin. Grameds bisa membaca buku-buku terkait hadits suami menyakiti istri dan tema pernikahan Islami lainnya di Sebagai SahabatTanpaBatas Gramedia selalu memberikan produk terbaik untuk Grameds. Rekomendasi Buku & Artikel Terkait BACA JUGA 18 Kewajiban Suami Terhadap Istri yang Harus Dipenuhi Pernikahan Menurut Pandangan Islam Tujuan, Pengertian, Syarat Sah Kata Mutiara Islami Tentang Cinta dan Jodoh 15 Persiapan Pernikahan yang Harus Kamu Pikirkan Sebelum Menikah 10 Rekomendasi Buku Tentang Pernikahan ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien
Padaumumnya, makna yang ditampilkan adalah penderitaan, iman, doa dan pertolongan dari Tuhan yang terjadi dalam hidup Hana. Suami Hana, Elkana, sangat mencintai Hana yang mandul, bukan Penina sang istri kedua yang subur. Penina berharap kesanggupannya untuk menyediakan anak bagi suaminya akan membuatnya lebih dicintai daripada Hana.
“Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Kolose 3 18 – 19 Beberapa minggu yang lalu, sepasang suami-istri dari suatu gereja merayakan hari ulang tahun perkawinan yang ke 50. Lima puluh tahun bukanlah waktu yang singkat, dan karena itu mereka yang masih sehat dan sempat merayakan “kawin mas” atau golden wedding anniversary tentunya merasa sangat berbahagia, begitu pula dengan sanak keluarga mereka. Bagaimana tidak? Mereka yang berbahagia itu nampaknya tidak lelah, tetapi justru masih sanggup untuk saling memberi perhatian dan kasih sayang untuk tahun-tahun mendatang. Dalam kenyataannya, perkawinan di Australia seringkali tidak berlangsung lama. Beberapa data mengenai hal ini Pada tahun 2017 ada 112954 perkawinanPada tahun 2017 ada 40032 perceraianAda 2 perceraian tiap 1000 orang pendudukLama perkawinan rata-rata 12 tahunUsia pada saat perceraian yang paling umum 45,5 tahun pria dan 42,9 tahun wanita. Di Indonesia mungkin angka perceraian tidaklah seburuk itu karena perceraian sering dianggap membawa aib bagi keluarga. Sebab itu banyak orang yang sebenarnya sudah bercerai secara batin sekalipun masih tinggal di bawah satu atap. Mengapa perceraian mudah terjadi? Pertanyaan ini tidak gampang dijawab karena adanya berbagai faktor yang bisa mempengaruhi hubungan antara suami dan istri. Selain faktor usia, ekonomi, pendidikan, kesehatan, agama, kebudayaan dan agama, ada juga faktor-faktor dari luar yang bisa menghancurkan perkawinan. Adanya persoalan hidup yang berbagai ragam sebenarnya adalah jamak karena itu adalah bagian hidup manusia di dunia. Walaupun demikian, persoalan yang kecil bisa menjadi besar dan persoalan yang bagaimana pun bisa menghancurkan rumah tangga jika tidak segera diatasi. Dengan demikian, jelas bahwa perkawinan akan mudah hancur jika tidak ada ikatan yang kuat antara suami dan istri dan komunikasi yang baik dan jujur di antara keduanya. Ayat di atas adalah ayat yang sering dibahas sebagai pedoman hidup keluarga di kalangan orang Kristen, tetapi juga ayat yang sering menyebabkan perbantahan antara suami dan istri. Mengapa demikian? Dalam ayat itu ada disebutkan bahwa seorang istri harus tunduk kepada suami dan bahwa seorang suami harus mengasihi istrinya. Bagi sebagian kaum wanita, kata “tunduk” sering dipikirkan sebagai kesediaan untuk menjadi seperti hamba yang mau melakukan apa saja yang diminta tuannya. Lebih dari itu, sebagian orang menyangka bahwa istri harus menuruti apa saja yang dimaui suami, sekalipun itu bukan hal yang benar atau yang baik. Tambahan lagi, ada orang Kristen yang berpendapat bahwa tidaklah patut untuk seorang istri merasa lebih pandai, lebih mampu atau lebih bijaksana dari suaminya. Di zaman modern ini banyak kaum wanita yang memandang bahwa ayat diatas sudah ketinggalan zaman. Bagi sebagian, keharusan untuk tunduk itu dianggap sebagai penyebab kekacauan rumah tangga. Pada pihak yang lain, ada yang berpendapat bahwa kekacauan rumah tangga terjadi karena istri yang selalu tunduk sehingga suami bebas untuk berbuat semaunya. Lalu bagaimana mungkin kata “tunduk” itu bisa muncul dalam Alkitab tidak hanya di kitab Kolose, tetapi juga di kitab Efesus dan Petrus? Dan mengapa “tunduk” merupakan perintah kepada istri, sedang “kasih” ditujukan kepada suami? “Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” Efesus 5 24 – 25 Hubungan antara suami dan istri dalam Alkitab ternyata dipakai untuk melambangkan hubungan antara jemaat dan Kristus. Seperti indahnya hubungan antara jemaat dengan Kristus, begitu juga hubungan antara istri dan suami bisa menjadi indah dan langgeng jika mereka menyadari fungsi masing-masing. Seorang suami mempunyai kewajiban untuk melindungi dan mengasihi istrinya seperti Kristus sudah lebih dulu mengurbankan diriNya untuk jemaatNya. Seorang istri yang merasakan besarnya kasih dan dedikasi sang suami akan bisa dengan sungguh hati menghormati dia. Hal ini mirip dengan jemaat yang mengasihi Kristus karena Ia lebih dulu berkurban. Seorang istri dengan senang hati mau memberikan kesempatan kepada sang suami untuk memimpin rumah-tangga jika sang suami mau melakukan tugasnya. Ini seperti jemaat yang menurut kepada pimpinan Kristus. Pada kenyataannya, banyak suami yang tidak sadar bahwa ia harus bisa mencontoh Kristus yang mau berkurban untuk jemaatNya. Mereka lupa bahwa jika mereka mau menjadi pemimpin, itu bukanlah berarti menjadi majikan. Seorang suami yang baik akan mengasihi istrinya sama seperti tubuhnya sendiri, sama seperti Kristus yang mengasihi jemaat Efesus 5 28 – 29. Pada pihak yang lain, ada juga istri yang selalu ingin untuk ikut berfungsi sebagai pemimpin dalam rumah tangga dan bahkan memandang rendah kemampuan sang suami. Hubungan suami istri menurut Alkitab bukanlah seperti apa yang diajarkan oleh dunia. Pada saat ini orang cenderung untuk menuntut haknya dan dengan demikian mudah jatuh ke dalam pertikaian. Jika suami hanya menuntut ketaatan istri dan istri hanya menuntut kesabaran dan kasih sayang suami, hidup rumah tangga hanya berisi hal tuntut-menuntut. Sebaliknya, hidup suami istri menurut Alkitab adalah berdasarkan kewajiban. Baik suami maupun istri harus ingat akan kewajiban mereka, dan berlomba-lomba untuk lebih dulu berbuat baik bagi yang lain. Baik suami maupun istri harus sadar bahwa setiap orang mempunyai kelemahan-kelemahan tersendiri. Dalam hidup berumah tangga kekuatan akan datang dari kasih dan kemurahan hati pasangan hidup kita. Inilah kunci kesuksesan dan kebahagiaan rumah tangga! Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Kisah Para Rasul 20 35 RenunganHarian Yesaya 41: 10 (Tidak Menyerah pada Keadaan). Haristan (35) dan Kismiati (40) pasangan suami istri warga Dusun 1 Lubuk Sini, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah, Propinsi Bengkulu ini merupakan warga miskin. Demi bertahan hidup, pasutri bersama tiga anaknya hanya mengonsumsi daun singkong dan kangkung sejak bertahun-tahun lalu. Katabijak untuk suami yang menyakiti hati istri by bijak posted on june 4 2018. Kata kata sindiran buat suami yang tidak perhatian ini mungkin bisa kamu jadikan pilihan. Pin Di Ajal . Daripada dipendam mending ungkapkan rasa kecewa lewat rangkaian kata mutiara untuk suami yang menyakiti istri ini. Kata kata bijak untuk suami yang menyakiti
Akumerasa jika menjauh seperti ini, apakah akan menyelesaikan permasalahan. Bagaimana kita bisa tahu apakah kita cocok untuk menjadi suami istri. Ya saat ini aku terbawa emosi. Aku lupa juga untuk mempersiapkan diriku menjadi seorang istri dan ibu yang baik, hanya mengejar kebahagiaan bersamamu. Yang akhirnya malah menyakiti kita berdua.

TRIBUNMANADOCO.ID - Keluarga Kristen yang dikasih dan diberkati Tuhan Yesus. Kristus telah menyerahkan diri-Nya menjadi korban penghapus dosa sekali untuk selama-lamanya (ayat 11-12).

KarenaAlkitab memberikan standard yang jelas untuk suami yang baik. Alkitab memberikan analogi hubungan suami - istrinya sama dengan hubungan Kristus dengan gerejaNya. menjaga, mengasuh isterinya bukan memukul, melukai, mencederai atau menyakiti isteri ataupun anak-anaknya. Pria sejati itu lembut ketika ia menjadi GEMBALA bagi keluarganya
keluargayang mengekspresikan imannya Inilah yang membedakan kepemimpinan sekuler melakukan hal-hal berikut ini: sering berbicara dan spiritual seperti yang Hendy dan Richard mengenai iman, sering melakukan renungan Balckaby tulis: keluarga, doa, membaca Alkitab di rumah dan proyek bersama keluarga untuk menolong orang "Kunci kepemimpinan Bagianda para istri, hendaklah anda tunduk kepada suami seperti halnya anda tunduk kepada Tuhan. Ini adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar atau diberi pengecualian dengan alasan apapun. Kita tidak bisa tunduk pada Tuhan tergantung kondisi bukan? Seperti itu pula seharusnya penundukan diri seorang istri terhadap suaminya.
Istrimubukan bidadari, kau bukan malaikat. Engkau memiliki kekurangan, begitu pula istrimu juga punya kekurangan. Di dunia ini, tak ada satu pun orang yang terlahir sempurna. Setiap orang tentu punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Karena itu, jika suami menuntutmu terlihat sempurna, mintalah ia berkaca. 2. Perlakukan dengan Baik
Dansuami yang menyakiti Anda, Anda tidak perlu berdoa yang buruk kepadanya Tuhan sendiri yang akan membalasnya. Berikut 5 balasan untuk suami yang menyakiti hati istri dikutip kanal YouTube konsultan rumah tangga Mbak Meida:. Baca Juga: 6 Tanda Suami Anda Memiliki Wanita Idaman Lain, Bukan Sekedar Selingkuh.
Seorangsuami dan istrinya sudah menjadi satu daging dalam Allah. Oleh karena itu, ketika seorang suami selingkuh, berarti ia berusaha melepaskan dagingnya sendiri. Ia tidak hanya menyakiti istrinya, tetapi juga menyakiti dirinya sendiri. 7. Markus 10:6-8

Jikasuami istri saling mencemooh, kedua-duanya akan merasa sakit, karena mereka telah dipersatukan oleh Tuhaan berkomitmen untuk bersatu. Jika suami istri mulai menaruh orang lain dalam rumah tangga mereka, maka keduanya akan merasa sakit, karena kesetiaan dan kesucian pernikahan itu telah mereka langgar. Satu sakit, keduanya sakit.

Paulusmengingatkan supaya setiap orang mau merendahkan dirinya. Hal ini juga berlaku bagi pasangan suami istri, supaya keduanya jangan saling mengontrol satu sama lain. Sebaliknya, saling merendahkan diri satu sama lain. 4. Efesus 5: 33
GembalaKiristen . Jika Suami Tau Sakitnya,Niscaya Dia Tidak Akan Pernah Menyakiti Istrinya Karena istri, maka lahirlah anak-anakmu. Karena
7AJU.